fbpx

Ini Efeknya Apabila Kita Terlalu Sering Memakai Video Conference

Inilah realita tahun 2021, baik kamu seorang karyawan, mahasiswa, muda maupun tua, sejak awal tahun, hingga akhir tahun ini, kita tidak bisa terlepas dari Zoom atau daring online dan kawan-kawannya. Ketika lockdown pertama kali diterapkan , dan kita semua memulai kerja dan belajar dari rumah, mungkin saja banyak dari kalian merasa senang. Namun, tentunya kebahagiaan itu pudar seiring waktu. Melakukan segalanya melalui layar, tidak seenak yang kita kira.

Kondisi ini bahkan sudah punya nama. Yaitu “Zoom Fatigue” atau kelelahan akibat Zoom. Apa sebenarnya itu Zoom Fatigue? Mengapa kita mengalaminya? Dan apa saja cara untuk menguranginya? Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, mari kita simak.

Zoom Fatigue

Zoom Fatigue, secara sederhana, berarti rasa lelah, cemas, dan khawatir yang disebabkan oleh aplikasi-aplikasi konferensi video seperti Zoom. Menjalani meeting online biasanya tidak menguras begitu banyak tenaga. Namun sejak wabah korona, kita menghabiskan hampir keseluruhan dari hari kita di depan layar, dalam sebuah konferensi online.

Lalu, apa yang menyebabkan Zoom Fatigue ini? Ada beberapa alasan. Yang pertama adalah hilangnya komunikasi non-verbal. Mungkin Anda tidak menyadarinya. Namun setiap kali anda berbincang dengan seseorang, otak anda membaca dan menerima berbagai tanda komunikasi non-verbal. Seperti, bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Kita sudah membiasakan diri dari kecil untuk membaca tanda-tanda non verbal tersebut.

Namun dalam sebuah konferensi online, banyak dari komunikasi non-verbal tersebut… …hilang. Sehingga, kita harus mengeluarkan tenaga lebih banyak untuk menebak apakah yang kita katakan diterima dengan baik oleh lawan bicara atau tidak. Selebihnya, adalah jeda antara pembicara dan pendengar yang merusak irama komunikasi.

Tentunya, bagi siapapun yang pernah menggunakan Zoom, jeda tersebut bisa jadi beberapa detik antara pembicara. Dan walaupun terasa tidak terlalu lama, otak kita tidak bisa mengabaikannya. Berkomunikasi secara berirama adalah sesuatu yang kita pelajari sejak kecil. Dimulai saat masih bayi, ketika kita bergerak sebagai respons terhadap kata-kata yang diucapkan kepada kita.

Ritme dalam berkomunikasi ini dikenal oleh saintis sebagai “Sinkronisasi”. Ketika terjadi jeda saat berkomunikasi, otak kita secara tidak sadar membaca jeda tersebut sebagai lawan bicara mulai kehilangan minat, atau lawan bicara bersikap tidak ramah. Secara tidak sadar, kita berusaha sebisa mungkin untuk kembali sinkron, sehingga menyebabkan kelelahan.

Yang terakhir adalah bagaimana konferensi online memicu respon “‘fight or flight”. Kita secara tidak sadar memiliki respon yang negatif terhadap wajah-wajah yang terlalu besar atau terlalu dekat. Apalagi jika disertai kontak mata yang terlalu lama. Wajah-wajah tersebut memicu respon “fight or flight” dalam otak kita. Yaitu respon yang muncul ketika kita merasa terancam dan terdorong untuk membalasnya antara dengan melawan ancaman atau kabur darinya.

Baca Juga : Benarkah 5G Memiliki Dampak Bagi Tubuh Manusia? Simak Yu!

Jika kalian mengikuti berita, kalian pasti sadar bahwa pandemi ini sepertinya akan berlangsung lebih lama lagi. Jadi apa saja yang bisa kita lakukan untuk mengurangi Zoom Fatigue? Jawaban yang paling jelas adalah… sebisa mungkin kurangi menggunakan Zoom.

Gunakan aplikasi lain untuk bekerja sama, yang tidak memerlukan konferensi video. Namun, kita juga mengerti bahwa banyak dari kalian, tidak bisa menghindari konferensi video sepenuhnya. Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk mengurangi Zoom Fatigue adalah dengan mengurangi hal-hal yang dapat membuat otakmu lelah. Misalnya, kurangi jumlah orang yang terlihat di layar untuk mengurangi stimulasi berlebihan. Matikan videomu sendiri juga jika tidak diperlukan.

Apabila ada waktu istirahat, gunakan waktu tersebut untuk melakukan aktivitas fisik atau berolahraga ringan. Minum air putih dan berbincang dengan keluarga jika ada. Pernyataan ini rada klisé, tapi manusia memang benar-benar makhluk sosial. Dan pandemi ini telah membuktikannya.

Meskipun kita tetap berbicara dengan teman, rekan kerja dan kerabat, kita tetap merasa ada sesuatu yang hilang. Tentunya Zoom dan tipe konferensi video lainnya sangat berjasa dalam mempertahankan keberlangsungan dari pekerjaan dan pendidikan banyak orang. Namun, sama seperti banyak hal, jika kita menggunakannya terlalu sering, ujung-ujungnya kita muak juga.

Jika anda seorang bos atau guru, Anda bisa membantu meringankan beban dari karyawan dan murid-murid Anda dengan mengurangi konferensi video sebisa mungkin dan menggunakan alternatif untuk membuat proses kerja dan belajar tidak monoton. Untuk yang lain, luangkan waktu untuk melepaskan diri dari layar, sepenuhnya. Tetap menjaga kesehatan fisik dan mental, dan jangan lupa untuk “leave meeting”.

Cek terus informasi seputar teknologi terbaru yang ada di indonesia dan dunia hanya di Merlin’s Blog

Hai buat sobat yang ingin membuat website tapi bingung cara buatnya? kita ada solusinya nih, kunjungi merlinbox.com untuk informasi lebih lanjut atau klik disini

Start typing and press Enter to search